Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kepemimpinan di era 5.0 (Five Point Zero) dalam konsep Islam.

بسم الله الرحمن الرحيم

َاَلْحَمْدُ لِلّهِ وَ كَفَى, وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى, و عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنَ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَشْهَد ُأَنْ لَا اِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ و أشهد أنَّ محمدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْمُرْسَلِيْنَ وَ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. أَمَّا بَعْد

Tak pernah peluh dan tak pernah bosan lisan ini untuk senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan. Dialah Sang Maha Rahim dan Sang Maha Alim bagi hamba-hamba-Nya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah ke baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, utusan yang mulia, pembawa risalah bagi semesta, akhlaknya yang elok membuat siapa saja yang memandangnya terpesona. 

Hadirin yang dimuliakan Allah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sesama manusia pasti membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, sebagaimana terdapat dalam surah al-hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman, 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Dalam ayat ini dengan jelas kita diperintahkan untuk saling mengenal, artinya secara tidak langsung islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mutlak membutuhkan manusia lainnya.

Mengingat setiap orang memiliki cara pandang dan kepentingan yang berbeda-beda maka diperlukan hukum untuk mengaturnya, sedangkan hukum tidak akan bisa ditegakkan tanpa adanya sistem kepemimpinan yang menopangnya. Itulah sebabnya hadirnya kepemimpinan dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Persoalan kepemimpinan tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan antar manusia saja. Akan tetapi ia juga merupakan ritual ibadah sebagai wujud dari ketaatan kepada Allah SWT. 

Selain itu Islam memandang keberadaan manusia di muka bumi ini tidak lain sebagai seorang khalifah atau pemimpin. Sebagaimana firman-Nya dalam surah al-baqarah ayat 30 Allah SWT berfirman :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kita hidup di era modern atau disebut dengan era 5.0. Era 5.0 adalah era di mana semua teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri. Dalam artian bahwa segala perkembangan teknologi yang maju dan canggih dibuat dengan tujuan memudahkan pekerjaan manusia.

Akan tetapi, meskipun teknologi dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia, dalam kehidupan pasti tidak terlepas dari yang namanya tantangan. Dan tantangan yang harus dihadapi oleh pemimpin di era 5.0 tidaklah mudah, di era modern yang mengalami kemajuan di segala aspek dan bidang yang seharusnya memudahkan pekerjaan malah membuat pemimpin malas bekerja, ditambah lagi merebaknya informasi yang perlu dipertanyakan validitasnya dapat menggiring opini masyarakat menjadi masyarakat yang memiliki sikap intoleran terhadap suku, ras dan agama. Selain itu tayangan-tayangan tidak pantas yang tersebar di berbagai platform dapat dengan mudahnya di akses oleh semua kalangan, sehingga diperlukan undang-undang untuk mencegah konten-konten yang berbau pornografi, pornoaksi, dan sara. Dan itu semua dapat dilakukan melalui kebijakan dan aturan yang dibuat oleh pemimpin. Oleh karena itu, sebagai pemimpin di era modern harus bisa menengahi dan menjadi pemangku kebijakan dalam membuat warganya terdidik secara intelektual dan moral.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Hadirnya Islam memberikan solusi tentang kepemimpinan, kepemimpinan dalam islam tidak lekang oleh waktu dan tempat, oleh karena itu, Islam memberikan tips terkait kepemimpinan di era modern seperti saat ini, setidaknya sebagai seorang pemimpin hendaklah memiliki 3 aspek ini demi terwujudnya ketentraman dan kerukunan masyarakat yang sedang dipimpinnya :

Aspek pertama adalah Ilmu shahih atau ilmu yang benar, Ilmu Shahih juga bermakna  ilmu yang bermanfa`at dan mendatangkan pemahaman yang mampu menyejukkan, dengan ilmu ini  seorang  pemimpin  mampu membedakan antara  hak dan bathil, antara halal dan  haram  dan  terjauh  dari  syubhat  (sebuah  hal  yang samar-samar), pada gilirannya  terjaga agama dan kehidupan dunianya, itu semua dilakukan dalam rangka mengerahkan  kemampuan terhadap orang yang dipimpinnya, sesuai petunjuk dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. 
 
Hadirin yang dimuliakan Allah

Aspek Kedua adalah Al-Aqidah As-Salimah (Akidah yang selamat) Kecakapan  ini  mesti  dimiliki oleh kepemimpinan Islam, ini bagian  faktor  terpenting  dari  pembuktian  seorang  pemimpin dari sisi keta`atan kepada Allah, sehingga kemudahan dalam memimpin dapat terealisasi dengan sukses atas dasar kesucian pemikiran dari berbagai  kesyirikan. 

Kepemimpinan Islam tidak cukup dengan ilmu yang dimilikinya, akan tetapi harus  dibarengi dengan memantapkan aqidah (tauhid)   yang   ada   pada  kepribadiannya. Karena  hakikat dari kepemimpinan  Islam tentunya mengaktualisasikan  nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Quran dan Sunnah. Maka bagaimana mungkin seorang pemimpin yang berilmu dan memiliki akidah yang selamat tidak berlaku adil, culas, suka berbohong, tidak amanah dan segala perbuatan tercela lainnya ? sungguh tidak mungkin, itu semua karena dia tau bahwa segala kebijakan yang dibuatnya akan dimintai pertanggung jawaban.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Aspek Ketiga adalah Iman Rasikh (Iman yang Kokoh) Yang dimaksud dari kecakapan  ini  adalah  kepemimpinan Islam mesti kuat dalam  menetapkan suatu  kebenaran,  jika  benar, katakan itu benar, dan jika salah, maka katakan itu salah.

Dengan mengimplementasikan tiga aspek ini seorang pemimpin akan mampu merubah  paradigma kepemimpinan Islam era modern atau era 5.0 menuju peradaban baru yang  sejalan dengan petunjuk  al-Quran dan Sunnah.

Maka, in syaa allah, jika seorang pemimpin yang beriman dan bertakwa kepada Allah menjalankan tugas kepemimpinannya sesuai dengan petunjuk dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka Allah akan arahkan hidupnya ke arah yang terbaik baginya menurut Allah, dan setiap keputusannya menjadi keputusan baik dan bijak bagi yang dipimpinnya.

Posting Komentar untuk "Kepemimpinan di era 5.0 (Five Point Zero) dalam konsep Islam."